'Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu (wafat 23 H)
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah
bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy. Terkadang
dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan al-Faruq. Ibunya bernama
Hantimah binti Hasyim bin al-Muqhirah al-Makhzumiyah.
Awal Keislamanya.
Umar masuk Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40
(empat puluh) orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Imam Tirmidzi,
Imam Thabrani dan Hakim telah meriwayatkan dengan riwayat yang sama bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,” Ya Allah, muliakanlah agama
Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu
Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.
Berkenaan dengan masuknya Umar bin al-Khaththab ke dalam Islam yang
diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad yang diungkap oleh Imam Suyuti dalam kitab “ Tarikh
al-Khulafa’ ar-Rasyidin” sebagai berikut:
Anas bin Malik berkata:” Pada suatu hari Umar keluar sambil menyandang
pedangnya, lalu Bani Zahrah bertanya” Wahai Umar, hendak kemana
engkau?,” maka Umar menjawab, “ Aku hendak membunuh Muhammad.”
Selanjutnya orang tadi bertanya:” Bagaimana dengan perdamaian yang telah
dibuat antara Bani Hasyim dengan Bani Zuhrah, sementara engkau hendak membunuh
Muhammad”. Lalu orang tadi berkata,” Tidak kau tahu bahwa adikmu dan
saudara iparmu telah meninggalkan agamamu”. Kemudian Umar pergi menuju
rumah adiknya dilihatnya adik dan iparnya sedang membaca lembaran Al-Quran, lalu
Umar berkata, “barangkali keduanya benar telah berpindah agama”,. Maka
Umar melompat dan menginjaknya dengan keras, lalu adiknya (Fathimah binti
Khaththab) datang mendorong Umar, tetapi Umar menamparnya dengan keras sehingga
muka adiknya mengeluarkan darah.
Kemudian Umar berkata: “Berikan lembaran
(al-Quran) itu kepadaku, aku ingin membacanya”, maka adiknya berkata.”
Kamu itu dalam keadaan najis tidak boleh menyentuhnya kecuali kamu dalam
keadaan suci, kalau engaku ingin tahu maka mandilah
(berwudhulah/bersuci).”. Lalu Umar berdiri dan mandi (bersuci) kemudian
membaca lembaran (al-Quran) tersebut yaitu surat Thaha sampai ayat,”
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhanselain Aku, maka
sembahlah Aku dirikanlah Shalat untuk mengingatku.” (Qs.Thaha:14).
Setelah itu Umar berkata,” Bawalah aku menemui Muhammad.”. Mendengar perkataan
Umar tersebut langsung Khabbab keluar dari sembunyianya seraya berkata:”Wahai
Umar, aku merasa bahagia, aku harap do’a yang dipanjatkan Nabi pada malam kamis
menjadi kenyataan, Ia (Nabi) berdo’a “Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini
dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin
al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”. Lalu Umar berangkat menuju
tempat Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, didepan pintu berdiri Hamzah,
Thalhah dan sahabat lainnya. Lalu Hamzah seraya berkata,” jika Allah
menghendaki kebaikan baginya, niscaya dia akan masuk Islam, tetapi jika ada
tujuan lain kita akan membunuhnya”. Lalu kemudian Umar menyatakan masuk
Islam dihadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.
Lalu bertambahlah
kejayaan Islam dan Kaum Muslimin dengan masuknya Umar bin Khaththab, sebagaimana
ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud, seraya berkata,” Kejayaan
kami bertambah sejak masuknya Umar.”. Umar turut serta dalam peperangan yang
dilakukan bersama Rasulullah, dan tetap bertahan dalam perang Uhud bersama
Rasulullah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suyuthi dalam “Tarikh
al-Khulafa’ar Rasyidin”.
Rasulullah memberikan gelar al-Faruq kepadanya, sebagaimana ini
diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari Dzakwan, seraya dia berkata,” Aku telah
bertanya kepada Aisyah, “ Siapakah yang memanggil Umar dengan nama
al-Faruq?”, maka Aisyah menjawab “Rasulullah”.
Hadist Imam
Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:” Sungguh telah ada dari
umat-umat sebelum kamu para pembaharu, dan jika ada pembaharu dari umatku
niscaya ‘Umarlah orangnya”. Hadist ini dishahihkan oleh Imam Hakim.
Demikian juga Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi
bersabda,” Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah Umar bin
al-Khaththab orangnya.”.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia berkata,” Nabi telah
bersabda:”Sesungguhnya Allah telah mengalirkan kebenaran melalui lidah dan
hati Umar”. Anaknya Umar (Abdullah) berkata,” Apa yang pernah dikatakan
oleh ayahku (Umar) tentang sesuatu maka kejadiannya seperti apa yang
diperkirakan oleh ayahku”.
Keberaniannya
Riwayat dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari Ali, dia berkata,”
Aku tidak mengetahui seorangpun yang hijrah dengan sembunyi sembunyi kecuali
Umar bi al-Khaththab melakukan dengan terang terangan”. Dimana Umar seraya
menyandang pedang dan busur anak panahnya di pundak lalu dia mendatangi Ka’bah
dimana kaum Quraisy sedang berada di halamannya, lalu ia melakukan thawaf
sebanyak 7 kali dan mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam Ibrahim.
Kemudian ia
mendatangi perkumpulan mereka satu persatu dan berkata,” Barang siapa orang
yang ibunya merelakan kematiannya, anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi
janda, maka temuilah aku di belakang lembah itu”. Kesaksian tersebut
menunjukan keberanian Umar bin Khaththab Radhiyallahu’Anhu.
Wafatnya
Pada hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia wafat, ia ditikam ketika
sedang melakukan Shalat Subuh beliau ditikam oleh seorang Majusi yang bernama
Abu Lu’luah budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari
kalangan Majusi. Umar dimakamkan di samping Nabi dan Abu Bakar ash Shiddiq,
beliau wafat dalam usia 63 tahun.
Sumber:
Disalin dari Biografi Umar Ibn Khaththab dalam
Tahbaqat Ibn Sa’ad, Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin Imam Suyuthi